Bikin Haru, Ternyata Ini Kalimat Terakhir Anthonius sebelum Meninggal di Menara ATC Palu
Bikin Haru, Ternyata Ini Kalimat Terakhir Anthonius sebelum Meninggal di Menara ATC Palu
Nama Anthonius Gunawan Agung kini santer dibicarakan oleh khalayak luas karena di balik aksi heroiknya dalam mengamankan perjalanan pesawat terakhir milik Batik Air dari Bandara Mutiara Al Jufri (28/9) kemarin.
Pada saat itu, jam menunjukkan pukul 17.55 WITA di mana posisi pesawat Batik Air telah berada di posisi landasan pacu (runway).
Seperti diberitakan sebelumnya, Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait menceritakan bagaimana Antonius meninggal.
"Saat gempa terjadi, beliau telah memberikan clearing kepada penerbangan Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut airbrone dengan selamat sebelum akhirnya meninggalkan cabin tower ATC. Tapi saat itu gempa semakin kencang dan akhirnya ia melompat dan terluka. Dan akhirnya tadi pagi meninggal," jelasnya.
Akibat gempa ini sejumlah fasilitas yang ada di bandara Mutiara Al Jufri mengalami rusak berat.
Selain itu, dari sumber lain yang berhasil didapatkan NOVA ada sebuah deretan percakapan yang terjadi antara pilot Capt. Ricosetta Mafella dengan Anthonius.
Sesaat sebelum gempa melanda kawasan Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah Jumat petang kemarin (28/9), dimulai dengan keinginan pilot yang ingin segera terbang.
Ia merasa seperti ingin segera lepas landas.
"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," tulisnya dalam percakapan grup yang beredar, dikutip dari Kompas.com
Sejurus kemudian dari balik menara kontrol Bandara Al Jufri, Anthonius mengucapkan beberapa kata.
"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung.
"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", balas pilot Capt. Ricosetta Mafella dari ruang kemudi.
Pesawat Batik Air itu mulai bergerak perlahan lalu melaju semakin kencang.
Tetiba gempa berkekuatan 7.7 skala richter mengguncang Palu.
Bandara Mutiara Al Jufri pun ikut terguncang.
Puluhan orang berteriak ketakutan sambil menyelamatkan diri keluar dari dalam gedung bandara.
Dari kiriman yang tersebar luas di Grup WA tersebut, petugas menara control bandara, Anthonius Gunawan Agung ternyata juga merasakan getaran gempa yang mengguncang menara air traffic controller.
Anthonius dalam posisi bertugas memandu pilot Batik Air untuk lepas landas dari landasan.
Saat gempa terjadi, pesawat masih bergerak kencang di landasan terbang.
Pesawat belum terbang penuh dan roda pesawat masih tampak di badan pesawat belum menutup.
Sementara di bawah menara, dari pernyataan beberapa saksi bahwa Agung berteriak ada gempa.
Mereka berteriak meminta Anthonius agar turun dari menara.
Agung tidak bergeming meski goncangan tempat duduknya semakin keras.
Ia kukuh bersikap tenang memandu pilot Batik Air.
"Safe flight Batik Air..Take care", ucap Anhonius menutup komunikasinya dengan Pilot Batik Air yang sudah posisi aman mengudara.
Namun, ternyata tak dapat disangka.
Kata-kata itulah menjadi kalimat terakhir dari sosok Anthonius dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas ATC dan seketika itu pula menara ATC roboh.
Selamat jalan, Anthonius Gunawan Agung.
Semoga selalu mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan terima kasih telah menjalankan tugas dengan dedikasi tinggi.(*)
Sumber :
Nama Anthonius Gunawan Agung kini santer dibicarakan oleh khalayak luas karena di balik aksi heroiknya dalam mengamankan perjalanan pesawat terakhir milik Batik Air dari Bandara Mutiara Al Jufri (28/9) kemarin.
Pada saat itu, jam menunjukkan pukul 17.55 WITA di mana posisi pesawat Batik Air telah berada di posisi landasan pacu (runway).
Seperti diberitakan sebelumnya, Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait menceritakan bagaimana Antonius meninggal.
"Saat gempa terjadi, beliau telah memberikan clearing kepada penerbangan Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut airbrone dengan selamat sebelum akhirnya meninggalkan cabin tower ATC. Tapi saat itu gempa semakin kencang dan akhirnya ia melompat dan terluka. Dan akhirnya tadi pagi meninggal," jelasnya.
Akibat gempa ini sejumlah fasilitas yang ada di bandara Mutiara Al Jufri mengalami rusak berat.
Selain itu, dari sumber lain yang berhasil didapatkan NOVA ada sebuah deretan percakapan yang terjadi antara pilot Capt. Ricosetta Mafella dengan Anthonius.
Sesaat sebelum gempa melanda kawasan Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah Jumat petang kemarin (28/9), dimulai dengan keinginan pilot yang ingin segera terbang.
Ia merasa seperti ingin segera lepas landas.
"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," tulisnya dalam percakapan grup yang beredar, dikutip dari Kompas.com
Sejurus kemudian dari balik menara kontrol Bandara Al Jufri, Anthonius mengucapkan beberapa kata.
"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung.
"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", balas pilot Capt. Ricosetta Mafella dari ruang kemudi.
Pesawat Batik Air itu mulai bergerak perlahan lalu melaju semakin kencang.
Tetiba gempa berkekuatan 7.7 skala richter mengguncang Palu.
Bandara Mutiara Al Jufri pun ikut terguncang.
Puluhan orang berteriak ketakutan sambil menyelamatkan diri keluar dari dalam gedung bandara.
Dari kiriman yang tersebar luas di Grup WA tersebut, petugas menara control bandara, Anthonius Gunawan Agung ternyata juga merasakan getaran gempa yang mengguncang menara air traffic controller.
Anthonius dalam posisi bertugas memandu pilot Batik Air untuk lepas landas dari landasan.
Saat gempa terjadi, pesawat masih bergerak kencang di landasan terbang.
Pesawat belum terbang penuh dan roda pesawat masih tampak di badan pesawat belum menutup.
Sementara di bawah menara, dari pernyataan beberapa saksi bahwa Agung berteriak ada gempa.
Mereka berteriak meminta Anthonius agar turun dari menara.
Agung tidak bergeming meski goncangan tempat duduknya semakin keras.
Ia kukuh bersikap tenang memandu pilot Batik Air.
"Safe flight Batik Air..Take care", ucap Anhonius menutup komunikasinya dengan Pilot Batik Air yang sudah posisi aman mengudara.
Namun, ternyata tak dapat disangka.
Kata-kata itulah menjadi kalimat terakhir dari sosok Anthonius dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas ATC dan seketika itu pula menara ATC roboh.
Selamat jalan, Anthonius Gunawan Agung.
Semoga selalu mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan terima kasih telah menjalankan tugas dengan dedikasi tinggi.(*)
Sumber :
Comments
Post a Comment