Ratusan Satpol PP Menjadi Korban Tsunami di Palu, Ternyata Mereka Sedang Melakukan Ini

Ratusan Satpol PP Menjadi Korban Tsunami di Palu, Ternyata Mereka Sedang Melakukan Ini


Festival Pesona Palu Namoni yang rencana akan diselenggarakan tanggal 28-30 september 2018 justru tidak pernah dilaksanakan. Karena di saat yang sama pesisir pantai yang digunakan untuk acara tersebut justru di porak-porandakan oleh gelombang tsunami.

Pada Jumat, 28 September 2018 ratusan anggota Satpol PP itu berada di lokasi acara festival yang berlangsung di pinggir Pantai Anjungan Nusantara, Kota Palu, bersama anggota pengamanan lainnya yang berasal dari unsur TNI, Polri, Dinas Perhubungan.

Ratusan anggota satpol PP yang saat kejadian sedang mengamankan Festival Pesona Palu Lamoni belum ditemukan usai terjadi gempa dan tsunami yang melanda wilayah tersebut pada jumat (28/09) sore kemarin. Hingga saat ini pun belum ada konfirmasi kabar keberadaan korban dari Anggota Satpol PP.



Pengakuan belum ditemukannya ratusan anggota Satpol PP Kota Palu itu disampaikan saksi korban yang selamat dari terjangan tsunami bernama Adrian (35). Ditemui di sekitar Balai Kota Palu, Adrian mengaku, Ia bersama 250 anggota Satpol PP Kota Palu mengamankan lokasi acara pembukaan Festival Pesona Palu Lomoni.

Kami melakukan apel pasukan untuk mengamankan festival tersebut, pada Jumat (28/9), pukul 15.00 Wita. “Tiba-tiba gempa pertama terjadi disusul kepanikan orang yang sebagian melarikan diri menjauh dari pantai," kata Adrian.

"Namun, setelah kami melihat air tiba-tiba turun, dan akhirnya terjadi kepanikan besar. Belum sempat melarikan diri, terjadi gempa yang lebih besar pada 7,4 SR itu, dan tiba-tiba air naik." tambahnya.

Berdasar keterangan dan data di kantor walikota, hingga sabtu tadi pagi jenazah dari Anggota Satpol PP baru ada empat orang. Sementara yang lainnya masih dalam pecarian dan belum diketahui nasibnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Wali Kota Palu Hidayat akan membuka acara tersebut belum sampai tujuan dan dalam perjalanan.

Kemudian, Beberapa rumah sakit yang menerima pasien korban gempa dan tsunami mengalami beberapa masalah karena kurangnya tenaga dan obat-obatan serta sarana prasarana yang rusak akibat gempa tersebut.


Salah satunya di Rumah Sakit Umum Budi Agung yang mana beberapa korban masih belum tertangani. Banyak diantara mereka yang teluka parah merintih kesakitan kibat reruntuhan bangunan. Kurangnya infus dan tabung oksigen juga menambah kesulitan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan perawatan kepada pasien.

Sumber :

Comments

Popular posts from this blog

Berikut Negara Dengan Populasi Etnis Cina Terbesar Di Dunia! Indonesia Termasuk?

Widyawati Buka-bukaan Tentang Rahasia Awet Muda

Gak Nyangka! 6 Pelawak Ternama Ini Ternyata Beragama Kristen