'Haram’ Ucapkan 4 Kalimat Ini pada Anak Walau sedang Marah!
'Haram’ Ucapkan 4 Kalimat Ini pada Anak Walau sedang Marah!
Orangtua adalah guru pertama seorang anak. Karena itulah apa yang diperbuat atau diucap oleh orangtua akan sangat berbekas pada anak.
Terkadang karena tekanan kerjaan atau hal lain, anak jadi pelampiasan amarah. Dan keluarlah kalimat yang sebenarnya terlarang diucapkan pada anak.
Berikut ini contoh kalimat yang ‘haram’ terlontar kepada anak meski orangtua dalam keadaan semarah apapun.
1. “Keluar! Tinggalkan Ibu sendiri!”
Sangat manusiawi ketika orangtua butuh ‘me-time’. Apalagi ketika stres sedang melanda. Tapi janganlah sampai keluar kalimat seperti “Keluar! Tinggalkan ibu sendiri!” atau “Keluar! Jangan ganggu ayah”.
Bentakan disertai kalimat seperti tadi bisa membuat anak merasa bahwa mereka hanyalah pengganggu. Keberadaan mereka tidak penting. Padahal anak adalah anugerah dari Allah yang begitu berharga.
2. “Kamu memang tidak bisa diharapkan”
Setiap orangtua pasti ingin anaknya berprestasi. Tapi melontarkan kalimat negatif seperti diatas justru membuat mereka semakin merasa bodoh dan tidak bersemangat.
Kalaupun mereka terpacu, hal tersebut bisa didorong karena rasa benci telah diremehkan oleh orangtua sendiri. Tentunya sebagai orangtua, gak mau kan dibenci anak meski prestasinya menjulang?
3. “Apa-apa nangis. Sebentar-sebentar nangis. Dasar anak cengeng!”
Tangisan bagi anak adalah cara mereka meluapkan emosi karena mereka belum bisa seperti orang dewasa yang dengan bebas mengekspresikan perasaannya. Alih-alih memberi label “cengeng”, jauh lebih baik para orangtua mengajarkan bagaimana mereka mengelola emosi.
Pelabelan “cengeng” bisa berdampak terhadap psikologis mereka. Mereka akan merasa lemah dan tak berdaya. Hal ini tentuya merugikan saat mereka beranjak dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah.
4. “Coba lihat! Mereka aja bisa, tapi kamu kok nggak bisa?”
Kalimat ini pasti sering sekali kamu dengar. Sudah jadi kebiasaan (meski buruk) para orangtua untuk membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain.
Padahal tiap anak punya kemampuan dan kecerdasan berbeda-beda. Kalau orangtua melihat anaknya “terlambat” dibanding anak lain, maka tugas orangtualah untuk membimbing mereka. Bukan malah membuat mereka “down”.
Comments
Post a Comment