Makna Dibalik Narasi Prabowo 'Jika Kami Berkuasa' dengan Jokowi 'Memimpin' di Ungkap Pakar Gestur

Pakar Gestur dan Mikro Ekspresi, Monica Kumalasari mengungkapkan gestur tubuh, ekspresi berikut narasi yang terlihat di Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. (INews TV Youtube)

Pakar gestur dan Mikro Ekspresi, Monica Kumalasari mengungkapkan gestur tubuh, ekspresi berikut narasi yang terlihat dari Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, di Debat Kedua Pilpres 2019.

MONICA Kumalasari, selaku Pakar gestur dan Mikro Ekspresi menjelaskan mengenai gestur tubuh, ekspresi serta narasi yang diucapkan oleh Jokowi dan Prabowo di Debat Kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019).

Monica Kumalasari pun menjelaskan, jika pada Debat Kedua Pilpres 2019 malam kemarin, kedua calon presiden, yakni Jokowi dan Prabowo lebih banyak memperlihatkan gestur makro

"Secara umum masyarakat menantikan karena secara makro gestur tidak terlalu terihat seperti di debat yang lalu. Tetapi secara mikro gestur banyak yang terlihat (Jokowi dan Prabowo)," kata Monica Kumalasari di program INews Siang, Senin (18/2/2019).

Pertama, jadi kalau kita berbicara mengenai gestur kita bisa melihat facial ekspresi wajah), kita bisa melihat body leanguage (bahasa tubuh), kita juga bisa melihat verbal yang digunakan.

Pertama, gestur yang ingin dijelaskan Monica Kumalasari yakni gestur Prabowo berikut dengan narasi verbal yang diucapkan Prabowo di Debat Kedua Pipres 2019. yakni 'Jika Kami Berkuasa'.

Menurut Monica Kumalasari, 'Jika Kami Berkuasa' dengan 'Jika Kami Memimpin' itu sangat jauh berbeda artinya.

"Sekarang saya akan bahas dulu ketika ada di sesi satu, kalau kita lihata lagi ditranskripnya jam 20.09, beliau (Prabowo) mengatakan 'Jika Kami Berkuasa'. Beda berkuasa dengan memimpin, beda," terangnya

"Kalimat verbal yang dikatakan (Prabowo) 'Kami Berkuasa'. Artinya adalah kalau kita lihat lagi ke background dari pak Prabowo ini kan mungkin militer. Ya. Sehingga apakah kalimat atau kata 'berkuasa' tadi' in-line gak dengan bahasa tubuhnya," lanjutnya.

"Nah dari bahasa tubuh Pak Prabowo itu terlebih banyak melakukan seperti ini (Sambil mencontohkan gerakkan Prabowo menggerakkan tangan). Gerakan tangan ya kan? Ini komen atau kita sebut sebagai button, jika di dalam istilah bodu leanguage begitu, atau seperti ini (Sambil menggerakkan tangan meniru Prabowo)," Jadi 'Berkuasa' dengan komen, ya nyambung ya," paparnya.

Lalu, Monica Kumalasari mengungkap gestur, eskpresi, gerakan tubuh hingga narasi yang diucapkan Jokowi saat Debat Pilpres

"Sementara kita lihat nih. Pak Jokowi, mengatakan tidak 'Berkuasa'. Tetapi bahasa yang banyak digunakan ialah 'Memimpin'. Bagaimana body leanguagenya? Ketika menjelaskan seseuatu inilah disebut dengan gaya ilustratif," ungkapnya.

"Jika panjang (gerakkan tangan), tinggi (gerakkan tangan). Jadi sesuai dengan apa yang dikatakan. Jadi dari sini masyarakat bisa menilai prefensi dari kedua paslon ini. Yang satu senang dengan komending, yang satu memang mengilustrasikan dengan apa yang dikerjakan," lanjutnya kembali.

Prabowo Lebih Banyak Gerakan Komen

Monica Kumalasari menjelaskan mengenai dirinya menyebut Prabowo Subianto lebih sering memperlihakan gerakan komen.

Menurut Monica Kumalasari, jika Prabowo dalam penyampaiannya lebih menonjolkan ide-ide namun normatif dan tidak detail.

"Pak Prabowo dalam menyampaikan pernyataannya, banyak berbicara mengenai ide besar. Normatif. Ya atau gambaran besar, dan gambaran besar ini lebih bisa diterima karena tidak detail," terangnya.

Selain itu, menanggapi penyampaian-penyampaian yang dituturkan Jokowi di Debat Kedua Pilpres 2019, Monica Kumalasari mengatakan jika Jokowi sudah terlihat banyak pengalaman dan impelementasinya.

"Tetapi yang dilakukan pak Jokowi, adalah lebih karena memang petahana ya. Jadi sudah banyak pengalaman, implementasi, dan sudah tahu road mapnya," katanya.

Sumber