3 Fakta Bahar Smith Palsu Ditantang Duel Bahar Smith Asli di Beberkan Gamblang Saat Persidangan, No 3 Dilur Dugaan
Cahya Abdul Jabar (18) pernah mengaku-aku sebagai Habib Bahar bin Smith di Bali sekitar November 2018. Dia kala itu diajak rekannya, Muhammad Zaki Aumam Al Mudzaqi alias Zaki (17), untuk mengisi sebuah acara di Bali. Namun setibanya di Pulau Dewata itu mereka hilang kontak dengan panitia.
Suatu hari, masih di Bali, Cahya dan Zaki berjalan-jalan di kawasan Legian menuju kantor polisi untuk melaporkan panitia yang diklaim mengundang mereka. Di tengah perjalanan, seseorang bernama Amir menghampiri mereka.
"Beliau bertanya ke saya, 'Ini Habib Bahar?'. Saya jawab iya," kata Cahya di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jalan Seram, Bandung, Kamis (28/3).
Cahya dihadirkan sebagai saksi korban di sidang lanjutan dengan terdakwa Bahar bin Smith dalam perkara penganiayaan terhadap remaja.
Dalam kesaksiannya di persidangan, Cahya mengaku sudah kehabisan ongkos pulang persis sehari sebelum bertemu orang yang bernama Amir tersebut. Ketika bertemu Amir di tokonya itulah Cahya mengutarakan dirinya sudah kehabisan uang.
"Amir bilang, 'kami saja yang mengongkosi'. Setelah itu kami diantar ke hotel. Besoknya kami dijemput dan diajak makan. Setelah makan, kami menuju ke bandara. Tiket sudah ada yang urus, semua dibayar sama pihak Amir," kata Cahya.
1. Dijemput Anak Buah Bahar
Aksi Cahya mengaku-ngaku sebagai Bahar bin Smith belakangan terdengar hingga ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin. Hal itu pula yang memicu amarah Bahar hingga menganiaya Cahya dan Zaki.
"Setelah pulang, Amir menelepon saya dan bilang kalau saya bukan Habib Bahar karena Habib Bahar ada di Jakarta. Saya bilang kalau saya ini adiknya," ujar Cahya.
Ulah Cahya itu akhirnya diketahui Bahar. Melalui anak buahnya, Bahar memerintahkan Abdul Basith Iskandar dan Agil Yahya yang juga terdakwa dalam perkara ini untuk menjemput Cahya ke Ponpes Tajul Alawiyyin milik Bahar.
"Ditanya tidak kenapa diajak?," tanya hakim.
"Habib Agil bicara karena saya melanggar," ujarnya.
Di dalam sebuah mobil bersama Agil dan Basith, Cahya menyebut Agil sempat meminta maaf kepada dirinya.
"Habib Basith minta maaf ke saya dan saya juga minta maaf. Bilangnya, 'Bar, maafain Pak Haji ya', saya juga minta maaf sudah melakukan kesalahan," katanya.
"Kan yang salahnya Habib Bahar?" hakim kembali bertanya.
"Mungkin Habib Basith tidak enak menjemput saya," kata Cahya.
Sesampainya di Ponpes Tajul Alawiyyin, Cahya mengaku diinterogasi terlebih dahulu oleh Bahar.
"Setelah sampai di Ponpes, saya masuk ke dalam aula kecil. Habib Bahar langsung masuk menanyakan peristiwa di Bali," ujarnya.
2. Ditantang Duel
Setelah interogasi itu, Cahya dibawa ke halaman belakang ponpes. Ia mengaku ditantang duel oleh Bahar namun tidak bersedia.
"Dari situ, saya diajak ke lapangan sama Habib Bahar. Diajak duel sama beliau tapi saya tidak mau," ungkapnya.
Cahya enggan berduel dengan Bahar. Sementara Zaki saat itu belum sampai ke ponpes tersebut.
Saat ditantang berduel, Cahya ditanya apakah ada orang lain selain Bahar. Ia pun menjawab para santri.
"Ada, cuma memvideokan saja," kata CAJ.
Lantaran tak mau diajak berduel, Bahar lantas mulai melakukan aksinya. Cahya mengaku dihantam menggunakan dengkul kaki kanan Bahar ke arah dada.
"Dipukul dengan dengkul tiga kali ke bagian dada saya. Lalu rambut dijambak," ujarnya.
Hakim Edison lalu menanyakan apa yang disampaikan Bahar maupun Cahya saat terjadinya duel.
"Habib Bahar tidak bilang apa-apa. Kalau saya cuma minta maaf saja, Habib Bahar terdiam," ujarnya.
Setelah aksi pemukulan yang dilakukan Bahar di lapangan, Cahya kemudian dibawa kembali ke dalam ponpes. Bahar kembali menginterogasi peristiwa di Bali. Saat itu Zaki datang.
Keduanya lantas dikonfrontasi Bahar terkait kunjungan mereka ke Bali.
Setelah itu, Bahar memerintahkan Zaki untuk naik ke lantai atas. Cahya mengaku tak tahu apa yang terjadi kepada Zaki. Dia hanya menunggu di lantai bawah.
Tak lama berselang, Zaki turun. Ketika itu Cahya melihat wajah rekannya sudah berdarah.
Setelah itu mereka kembali diajak ke belakang ponpes. Di sana, mereka diperintahkan untuk saling bertarung.
"Siapa yang suruh?," tanya hakim.
"Habib Bahar," kata CAJ.
Cahya mengaku tak tahu mengapa ia diminta berduel. "Di situ disuruh berkelahi mungkin Habib Bahar ingin tahu mana yang jujur. Habis tidak ada yang mengakui katanya. Katanya saya dan MKU tidak mengakui peristiwa di Bali," katanya.
"Kan sudah jelas tadi mengaku, apalagi maksud tujuannya?," tanya hakim.
"Kurang tahu," jawab Cahya.
Cahya pun terpaksa berkelahi dengan Zaki. Keduanya saling melepaskan pukulan.
"Kalian kan kawan, kenapa mau diadu? Apakah diancam?," tanya hakim.
"Di situ diancam oleh Habib Bahar. Kalau tidak berkelahi kita yang berkelahi (Bahar dan mereka)," ujarnya.
3. Fan Bahar Smith
Dalam sidang yang dipimpin oleh Edison Muhamad itu, foto Cahya saat berpenampilan rambut panjang pirang mirip Bahar Smith ditampilkan di persidangan.
Hakim sempat mempertanyakan kemiripan Cahya dengan Bahar. Sebab menurutnya dari segi fisik saat ini Cahya berbeda dengan Bahar.
"Dulu rambut saya seperti Habib," tutur Cahya.
Setelah itu, jaksa penuntut umum (JPU) menampilkan foto wajah Cahya saat masih berambut panjang. Saat ditampilkan, gaya Cahya memang mirip seperti Bahar dengan rambut panjang berwarna kuning dan berpakaian gamis.
Ketika ditanya hakim kembali apakah benar gaya Cahya seperti dalam gambar, ia pun membenarkannya. "Kadang seperti itu, kadang seperti santri," jawab Cahya.
Cahya pun mengaku merasa seperti Bahar karena ia adalah fan. "Iya, karena saya ngefans," tutur Cahya.
Sumber
Comments
Post a Comment