Istri Ustadz Nur Maulana Meninggal Dunia karena Kanker Usus: Hati-hati, Makanan Sepele Ini Bisa Jadi Pemicunya


Minggu (20/1) sore, kabar duka datang dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.

Istri Ustaz Nur Maulana, Nur Aliah Ibnu Hajar, meninggal dunia setelah sebelumnya berjuang melawan kanker usus yang menyerangnya.

Kanker usus itu baru terdeteksi sekitar September 2018 lalu.

Meski begitu, menurut keterangan Ustaz Maulana, kanker itu sejatinya sudah bersarang di tubuh istrinya sejak tujuh tahun yang lalu.

Menurut penelitian Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN), kanker usus (kolon)—juga kanker hati—merupakan jenis penyakit yang kerap ditemui di Indonesia.

Ironisnya, menurut penelitian tersebut, penderita kanker tersebut baru terdiagnosis ketika sudah dalam stadium lanjut.

Seperti dilaporkan Warta Kota 10 Januari 2019 lalu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker usus menempati urutan kedua tersbesar sebagai kanker yang terdiagnosis pada pria dan ketiga pada wanita.

Mungkin kita bertanya-tanya, makanan apa saja yang bisa memicu pertumbuhan kanker usus?

Berdasar penjelasan Centers for Disease Control and Prevention kanker usus merupakan kanker yang dimulai di usus besar (kolon) atau rektum (ujung usus besar).

Tumor ganas ini biasanya menyerang mereka yang berumur 50 ke atas.

Belum ada yang dapat memastikan apa yang sebenarnya jadi penyebab kanker usus besar.

Tapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar.

Satu hal yang pasti, perubahan tertentu pada DNA bisa menyebabkan sel-sel tubuh normal berubah mengganas menjadi kanker.

Berdasarkan sebuah penelitian, sering mengonsumsi makanan yang menyebabkan inflamasi atau peradangan bisa meningkatkan risiko tumbuhnya polip di usus besar.

Polip merupakan gumpalan kecil sel-sel atau disebut adenoma dan bisa menjadi cikal bakal munculnya kanker usus besar.


Ahli epidemiologi di Universitas Emory, Georgia, Robert Bostick, mengungkapkan, makanan yang paling tinggi peradangan adalah daging merah dan daging olahan.

Kemudian, makanan berlemak, termasuk susu berlemak, juga bersifat pro-inflamasi.

Sementara itu, makanan yang anti-inflamasi adalah sayuran dan buah-buahan, juga susu tanpa lemak, sedangkan makanan dari unggas dan ikan bersifat netral.

Penelitian melibatkan 1.955 orang dengan melakukan kolonoskopi untuk melihat pertumbuhan polip.

Peserta penelitian adalah mereka yang belum pernah didiagnosis semua jenis kanker.

Hasil kolonoskopi mendapati 496 peserta memiliki adenoma atau polip.

Peneliti kemudian membandingkan hasil kolonoskopi dengan pola makan sehari-hari.

Menurut Bostick, mereka yang memiliki polip adalah orang-orang yang sering mengonsumsi makanan pro-inflamasi.

Penelitian menunjukkan, orang yang sering mengonsumsi makanan yang pro-inflamasi, seperti daging merah dan daging olahan, 56 persen lebih berisiko memiliki polip di usus.

Bostick pun menyarankan mereka yang memiliki polip usus untuk segera mengubah pola makan dengan banyak makan sayur dan buah-buahan atau makanan anti-inflamasi. Hal ini untuk mengurangi risiko kanker usus.

"Perkembangan polip menjadi kanker usus besar berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Jangan sampai hal itu terjadi," kata Bostick.

Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Berikut Negara Dengan Populasi Etnis Cina Terbesar Di Dunia! Indonesia Termasuk?

Widyawati Buka-bukaan Tentang Rahasia Awet Muda

Gak Nyangka! 6 Pelawak Ternama Ini Ternyata Beragama Kristen